Month: June 2018

Raih Ridho Illahi di Hari Fitri

Raih Ridho Illahi di Hari Fitri

Oleh Nina Indriyanti R (Kadep Akpro FSI FISIP 29) Allahhu Akbar Allahhu Akbar Allahhu Akbar… LaaillahaillAllahhu Allahhu Akbar….. Allahhu Akbar Wa Lillah Ilham…. Tak terasa kita dianugerahi hidup sampe saat ini. Selain itu kita ramadhan yang dirindui dan diagungkan sudah pulang. Pertanyaannya sudahkan kita semua 

Gaze Upon the Dawn

Gaze Upon the Dawn

Oleh: Grandy Dorojatun Wahyu Maestro Staff TKK FSI FISIP UI 29   The face of Ramadhan that we are gazing now soon will be gone, again. Every second that we feel in this month, there are something new to learn about something great. What we 

Bangunlah! Kita Sudah Memasuki Injury Time!

Oleh : Prasetyo Aji Laksono

Ketua Majelis Pertimbangan FSI FISIP UI 29

 

“Datang akan pergi. Lewat kan berlalu. Ada kan tiada. Bertemu akan berpisah.

Awal kan berakhir. Terbit kan tenggelam. Pasang akan surut. Bertemu akan berpisah.”

(Lirik ‘Sampai Jumpa’ by Endank Soekamti)

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad.

Setiap kedatangan pasti akan mengalami perpisahan. Begitu pula Bulan Ramadhan yang sebentar lagi, mau tidak mau, kita akan berpisah dengannya. Ketika kita menyadari bahwa bulan Ramadhan akan pergi, bagaimana perasaan kita? Sedih atau tidak? Mungkin sebagian kita akan sedih karena Bulan Ramadhan ini akan berakhir karena pertanda bahwa nikmat ladang pahala yang begitu besar akan segera berakhir. Mungkin pula sebagian dari kita bahagia ketika Bulan Ramadhan berakhir karena pertanda lebaran kan tiba dan perjalanan menemui dengan saudara di kampung akan dimulai. Namun, ada satu hal yang tidak boleh kita abaikan dan harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung. sekali lagi, sadarilah bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung.

            Ramadhan merupakan bulan yang istimewa sebab hanya Bulan Ramadhan yang secara jelas dan terang disebut di dalam Al-Quran yakni Surah Al-Baqarah ayat 185. Bahkan Rasulullah saw sendiri dalam mempersiapkan bertemu dengan Bulan Ramadhan sudah jauh-jauh hari sampai 2 bulan sebelumnya Nabi saw sudah menunaikan puasa seraya berdoa untuk dipertemukan pada Bulan Ramadhan. Tentu, bulan Ramadhan ini bukan bulan yang biasa. Maka, bangunlah! Sadari bahwa kita sudah berada di Bulan Ramadhan ini. Bulan yang keistimewaannya masih sama seperti zaman Nabi saw dulu. Tawaran ladang pahala yang berlipat ganda dari Allah swt masih sama seperti zaman ketika Nabi saw masih hidup. Artinya, akankah kita melewati hari-hari di Bulan Ramadhan dengan begitu saja? Toh, surga yang kita rindukan merupakan surga yang sama yang dirindukan oleh Nabi saw dan para sahabatnya, bukan? Ah, iya, sekarang sudah memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan dan kita menyadari bahwa kesempatan untuk beramal masih sedikit. Sisa waktu ini, ibarat dalam pertandingan sepakbola, sudah memasuki injury time –waktu yang sangat krusial, penting. Ketika sudah menyadarinya, sebuah refleksi bagi kita selama 20 hari belakangan ini sudah sejauh apa melakukan kebaikan?

            Namun, segala puji bagi Allah swt, Rabb Yang Maha Pengasih dan Penyayang di mana kita masih diberikan kesempatan untuk hidup sampai sejauh ini di Bulan Ramadhan. Artinya? Allah swt. masih memberikan waktu untuk memperbaiki semuanya. Masih ada waktu untuk berbuat baik. Masih ada waktu untuk bertaubat. Masih ada waktu untuk berhijrah –terlebih ini adalah Bulan Ramadhan yang sangat pas momennya untuk berubah menjadi lebih baik, lebih dekat dengan Allah swt. Jangan sampai sesal datang kemudian hari dan kita hanya bisa diam terbujur kaku mengingat kelalaian kita dahulu. Sebagaimana Allah swt menjelaskan di dalam Al-Quran tentang penyesalan mereka yang telah mendahului kita,

 

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang zhalim ketika mereka melihat adzab berkata, ‘Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?’”

(Asy-Syura: 44)

Ya Rabb, ampunilah kelalaian kami…

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’

“Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.” (H.R.Tirmidzi)

            Selagi semua belum berakhir, selagi nyawa masih bersatu dengan badannya, mari kita tingatkan amalan di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita menyesal kemudian hari dan jangan sampai kita menyia-nyiakan luasnya ladang pahala dan ampunan dari Allah swt.

Wallahu’alam bishawab

Ramadan dan Membentuk Kebiasaan: Dua Hal yang Tak Terpisahkan!

Oleh: Destya Galuh Ramadhani (Wakil Ketua FSI FISIP UI 29) Sedari dulu saya selalu kagum dengan orang-orang yang telah mencapai sesuatu yang istimewa dalam hidupnya. Orang yang setiap hari melakukan sholat subuh di masjid secara berjamaah, orang yang sudah menjadi hafidz 30 juz di usia 

Jangan Move On, Please!

Oleh: Noviyanti Wakil Ketua TKK FSI FISIP UI 29 Adalah Abdullah Dzul Bajadain. Sebuah nama pemberian Rasulullah dengan makna ‘yang memiliki dua potong kain’. Seorang sahabat Rasulullah dengan kisah keistiqomahannya. Kecintaan yang mendalam terhadapnya menggerakkan tangan mulia Rasulullah untuk menggali tanah makam untuk Abdullah seorang 

Kesempatan Langka Guna Menata Hati

oleh Fadhlan Aldhifan

Staff TKK FSI FISIP UI 29

Bulan Ramadhan yang telah kita nanti selama sebelas bulan ke belakang, kini sudah melewati setengah perjalanannya. Disadari ataupun tidak, kita mulai memasuki fase-fase akhir daripada bulan yang penuh dengan keberkahan ini. Diantara begitu banyak keberkahan yang Allah turunkan di bulan penuh rahmat ini ialah ampunan dari Allah bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dengan penuh keimanan menjalankan serangkaian ibadah di Bulan Ramadhan ini.

Mari sejenak kita bersamai ibadah Ramadhan tersebut dengan refleksi atas diri, menghisab segala tindak-tanduk yang telah kita perbuat satu, dua hingga bahkan sebelas bulan ke belakang. Barangkali terhimpun banyak lalai dalam diri atas segala perintah-Nya. Barangkali terdapat beragam kekhilafan dalam berucap maupun bersikap yang kita perbuat terhadap sesama hamba. Atau barangkali ada setitik kesombongan, keangkuhan, dan ketamakan dalam hati kita yang membuat kita sulit atau berat untuk melangkahkan kaki dan menggerakkan tangan kita guna berbuat kebaikan. Bisa jadi pula beratnya lisan kita untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an juga sebab daripada tercemarnya hati.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ingatlah bahwa di dalam jasad (tubuh) itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hadirnya bulan Ramadhan beserta ibadah puasa yang wajib dikerjakan sesungguhnya memiliki keutamaan yang dapat mendatangkan ampunan Allah kepada hamba-Nya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Telah berlalu separuh bulan penuh kemuliaan ini. Tidak terasa, mungkin memang itulah yang kita rasakan. Untuk itu mari kita menata hati. Hendaklah kita bersegera untuk mengoptimalkan kesempatan yang masih Allah berikan kepada kita di penghujung bulan mulia ini untuk memohon ampunan kepada Allah, Rabb Yang Maha Pengampun. Terutama memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan yang mana terdapat lebih banyak keutamaan-keutamaan diantara malam-malam lainnya merupakan momentum yang sangatlah tepat untuk kita manfaatkan guna memanjatkan do’a dan mengharapkan ampunan.

Mari pula kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai madrasah bagi diri kita untuk terbiasa berbuat kebaikan dan berusaha istiqomah menjalaninya selepas bulan Ramadhan. Tak lupa untuk mari bersama-sama kita saling mengingatkan dan mengajak saudara-saudara seiman kita untuk lagi-lagi kembali mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah [2] : 186)

Interaksi kita dengan Al Quran

  Farhan Abdul Majiid Kepala Departemen Quran Center SALAM UI 21   شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِۚ Bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al Quran. Pada bulan ini, diturunkan Al Quran dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Pada bulan 

Berburu (waktu) yang Spesial!

Eka Primadestia, FISIP UI 2014 (Koordinator Akhwat Salam UI 21)   Siapa yang masih berpuasa sampai hari ini ? Bersyukurlah bila masih diberikan kesempatan untuk merasakan kenikmatan berpuasa di Ramadhan ini. Tapi apakah kita sudah berburu waktu-waktu spesial di bulan Ramadhan ini ? Hmm, waktu