Oleh : Prasetyo Aji Laksono
Ketua Majelis Pertimbangan FSI FISIP UI 29
“Datang akan pergi. Lewat kan berlalu. Ada kan tiada. Bertemu akan berpisah.
Awal kan berakhir. Terbit kan tenggelam. Pasang akan surut. Bertemu akan berpisah.”
(Lirik ‘Sampai Jumpa’ by Endank Soekamti)
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad.
Setiap kedatangan pasti akan mengalami perpisahan. Begitu pula Bulan Ramadhan yang sebentar lagi, mau tidak mau, kita akan berpisah dengannya. Ketika kita menyadari bahwa bulan Ramadhan akan pergi, bagaimana perasaan kita? Sedih atau tidak? Mungkin sebagian kita akan sedih karena Bulan Ramadhan ini akan berakhir karena pertanda bahwa nikmat ladang pahala yang begitu besar akan segera berakhir. Mungkin pula sebagian dari kita bahagia ketika Bulan Ramadhan berakhir karena pertanda lebaran kan tiba dan perjalanan menemui dengan saudara di kampung akan dimulai. Namun, ada satu hal yang tidak boleh kita abaikan dan harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung. sekali lagi, sadarilah bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung.
Ramadhan merupakan bulan yang istimewa sebab hanya Bulan Ramadhan yang secara jelas dan terang disebut di dalam Al-Quran yakni Surah Al-Baqarah ayat 185. Bahkan Rasulullah saw sendiri dalam mempersiapkan bertemu dengan Bulan Ramadhan sudah jauh-jauh hari sampai 2 bulan sebelumnya Nabi saw sudah menunaikan puasa seraya berdoa untuk dipertemukan pada Bulan Ramadhan. Tentu, bulan Ramadhan ini bukan bulan yang biasa. Maka, bangunlah! Sadari bahwa kita sudah berada di Bulan Ramadhan ini. Bulan yang keistimewaannya masih sama seperti zaman Nabi saw dulu. Tawaran ladang pahala yang berlipat ganda dari Allah swt masih sama seperti zaman ketika Nabi saw masih hidup. Artinya, akankah kita melewati hari-hari di Bulan Ramadhan dengan begitu saja? Toh, surga yang kita rindukan merupakan surga yang sama yang dirindukan oleh Nabi saw dan para sahabatnya, bukan? Ah, iya, sekarang sudah memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan dan kita menyadari bahwa kesempatan untuk beramal masih sedikit. Sisa waktu ini, ibarat dalam pertandingan sepakbola, sudah memasuki injury time –waktu yang sangat krusial, penting. Ketika sudah menyadarinya, sebuah refleksi bagi kita selama 20 hari belakangan ini sudah sejauh apa melakukan kebaikan?
Namun, segala puji bagi Allah swt, Rabb Yang Maha Pengasih dan Penyayang di mana kita masih diberikan kesempatan untuk hidup sampai sejauh ini di Bulan Ramadhan. Artinya? Allah swt. masih memberikan waktu untuk memperbaiki semuanya. Masih ada waktu untuk berbuat baik. Masih ada waktu untuk bertaubat. Masih ada waktu untuk berhijrah –terlebih ini adalah Bulan Ramadhan yang sangat pas momennya untuk berubah menjadi lebih baik, lebih dekat dengan Allah swt. Jangan sampai sesal datang kemudian hari dan kita hanya bisa diam terbujur kaku mengingat kelalaian kita dahulu. Sebagaimana Allah swt menjelaskan di dalam Al-Quran tentang penyesalan mereka yang telah mendahului kita,
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang zhalim ketika mereka melihat adzab berkata, ‘Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?’”
(Asy-Syura: 44)
Ya Rabb, ampunilah kelalaian kami…
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
“Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.” (H.R.Tirmidzi)
Selagi semua belum berakhir, selagi nyawa masih bersatu dengan badannya, mari kita tingatkan amalan di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita menyesal kemudian hari dan jangan sampai kita menyia-nyiakan luasnya ladang pahala dan ampunan dari Allah swt.
Wallahu’alam bishawab